Allah subhanahu wataala berfirman,
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي
وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: “Ruh
itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan
sedikit”.(Al Isra,85)
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa apa dan bagaimana
hakikat ruh itu merupakan ilmu yang Allah Ta’ala tidak ajarkan kepada
hamba-Nya. Akan tetapi ilmu tentang ruh tidak tertutup sama sekali dari seorang
hamba, artinya kita bisa mengetahui tentang ruh dengan pengetahuan yang
sedikit.
Syaikh As Sya’di rahimahullah berkata, “Mereka (Orang
Yahudi) bertanya tentang ruh yang merupakan pengetahuan yang disembunyikan,
sehingga tidak semua orang bisa menjelaskan sifat dan bentuknya, dan mereka
hanya memiliki sedikit ilmu yang menjelaskan tentang ruh”. (Taisir Al Karim Ar
Rahman, Hal.466)
Kita harus memahami bahwa bagaimanapun kita berusaha mencari,
kita tidak akan mengetahui hakikat ruh. Karena ruh adalah bagian dari kita,
maka kita akan mencoba mencari tahu sedikit ilmu yang mungkin bisa kita
dapatkan tentang ruh.
Ruh tercipta sebelum jasad kita, bahkan sejak awal
penciptaan manusia pertama Nabi Adam ‘alaihissalam, ruh telah diciptakan,
kemudian Allah Ta’ala mengambil persaksian dari ruh akan ketuhanannya, bahwa
Allah Ta’ala adalah Rabb (Tuhan) kita.
Kemudian jasad kita tercipta pada Rahim ibu kita, pada umur
4 bulan atau 120 hari ruh yang telah diciptakan terlebih dahulu ditiupkan ke
dalam jasad tubuh jasmani kita, sehingga kita mulai menjadi manusia yang hidup
dan telah memiliki dua sifat kemanusian yaitu jasmani dan ruhani pada diri
seorang anak manusia.
Kemudian Ruh akan terpisah dari jasad pada saat kematian,
kemudian kembali menyatu di alam kubur ketika ditanya oleh dua malaikat, dan
menyatu secara sempurna ketika kita dibangkitkan di hari kiamat untuk menjalani
kehidupan akhirat.
Alam dunia kehidupan jasad yang dominan, alam kubur
kehidupan ruh yang dominan dan di akhirat merupakan tempat bersatunya ruh dan
jasad secara sempurna.
Ketika ruh bersatu dengan jasad, bagaimana bentuk ruh?
Apakah mengikuti bentuk jasad?
Syaikh Sholeh Alu Syaikh menjawab tentang hal itu, beliau
berkata,”Ruh berbentuk seperti jasad, apabila ruh dipisahkan dari jasad maka
bentuk keduanya sama.
Jasad adalah tubuh jasmani kita, ruh adalah makhluk selain
jasmani yang hanya Allah yang tahu hakikatnya, adapun bentuk keduanya adalah
sama.
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Barangsiapa yang melihatku di dalam mimpinya maka dia telah melihat bentukku
yang asli, karena setan tidak bisa menampakan dirinya seperti rupaku”.
Seseorang yang melihat Nabi di dalam mimpinya, dia sedang
melihat ruh Nabi, karena jasad Beliau telah dikubur. Seseorang yang melihat
ruhnya, dia melihat ruh itu serupa dengan bentuk jasadnya ketika beliau masih
hidup, pada saat ruh dan jasad bersatu pada diri Beliau Shalallahu ‘alaihi
wassalam.
Rupa ruh serupa dengan jasad, jasad seseorang sama dengan
bentuk ruhnya, dan hal itu dikarenakan oleh keadaan ruh ketika ditiupkan ke
dalam jasad, maka ruh berbentuk mengikuti bentuk jasad jasmani yang
ditempatinya. Dan hanya Allah Ta’ala yang mengetahui hakekat segala sesuatu”.
(Syarah At Thahawiyah, hal.187).
Wallahualam.
No comments:
Write comments